Menag Minta Penghulu Jaga Integritas dan Profesionalitas
By Admin
nusakini.com---Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pekerjaan seorang penghulu itu merupakan profesi yang sangat strategis dan mulia di masyarakat, bangsa dan Negara.
"Untuk itu, Saya ingatkan agar semua penghulu dapat menjaga nilai budaya kerja Kemenag yakni Integritas dan Profesionalitas. Penghulu adalah profesi yang strategis dan mulia," kata Menag saat membuka acara Diklat fungsional pembentukan jabatan fungsional penghulu (calon penghulu), di Balai Diklat Keagamaan Bandung, Senin, (22/8).
Kepada para calon penghulu, Menag menyampaikan, bahwa integritas adalah wajah Kementerian Agama.
"Apapun tindakan saudara, prilaku, bahkan fikiran saudara,akan secara langsung merepresentasikan, menjadi wakil esensi Kementerian Agama, untuk itu, jaga integritas," kata Menag.
"Kita tahu penghulu punya godaan yang luar biasa. Saya tidak perlu mengajari bebek berenang, tidak perlu menggarami lautan. Saudara sudah tahu bagaimana menghadapi godaan itu, kita semua punya hati nurani,logika dan akal sehat, dan Tuhan tiupkan kepada kita semua ruh ilahiyah,. Bicara tentang integritas,tanya hati naruni kita,apakah ini itu pantas kita lakukan," papar Menag.
Ditandaskan Menag, integritas ini betul-betul menjadi acuan kita. Sebagai ASN dituntut dua hal, kita dituntut untuk menciptakan good goverment, dan clean goverment. Dimana Clean goverment adalah bagian dari integritas, sementara good goverment terkait dengan profesionalitas.
"Profesionalitas, adalah untuk bisa melayani dengan baik, maka diperlukan ilmu,wawasan,keterampilan, keahlian, inilah yang dikenal dengan profesional. Profesional itu adalah menguasai, tidak hanya mengetahui, memahami hal ihwal kepenghuluan, namun menguasai," jelas Menag.
Menag mengapresiasi diklat calon penghulu ini. Sebab, ujar Menag, kegiatan ini adalah sesuatu yang sangat penting, tidak hanya bagi Kementerian Agama (Kemenag), dan bagi seluruh peserta yang mengikuti pelatihan ini, namun penting bagi bangsa dan Negara Kesatuan republik Indonesia.
"Saya hadir disini secara khusus bertatap muka dengan para calon penghulu, yang menurut saya, jabatan penghulu dalam internal Kemenag sangat strategis, dan bahkan sangat vital," tandas Menag.
Penghulu, lanjut Menag, adalah garda terdepan dalam memberikan pelayanan, pembinaan keagamaan yang menjalankan visi, misi dan fungsi Kemenag di tengah masyarakat Indonesia.
Selain itu, disampaikan Menag juga, bahwa kehadirannya juga menjadi ajang bersilaturahim dan sekaligus memberikan apresiasi kepada seluruh penghulu di seluruh Indonesia, yang telah memberikan sumbangsih dalam menjaga kehidupan keagamaan di Indonesia.
Sebelumnya, Kabalitbang dan Diklat Abdurrahman masud menyampaikian, adanya kebutuhan nyata penghulu dalam jumlah besar di masyarakat. Dari data yang ada, ia menyampaikan, saat ini ada 5497 unit KUA, ketersediaan penghulu 4600 orang, kekurangan hampir sekitar 3.900 orang. Akan hal itulah, Kementerian Agama melakukan diklat calon penghulu ini.
"Seleksi ada dua tahap, administratif dan kompetensi," kata Masud.
Jumlah peserta diklat, jelas Abd Masud berjumlah 2.130 peserta, tersebar di 13 balai diklat keagamaan, BDK Aceh 34 orang, BDK Medan 66 orang, BDK Padang 270 orang, BDK Palembang 240, BDK Jakarta 166, BDK Bandung 90 orang, BDK Semarang100 orang, BDK Surabaya 180 orang, BDK Despar 101 orang, BDK Banjarmasin 300 orang, BDK Makassar 320 orang, BDK Manado 150 orang, BDK Ambon 113 orang.
Kepada calon penghulu Masud berpesan, agar tetap di jalan hidayat, jangan bersedih meski sedikit mereka yang lurus, jauhilah jalan korup jahat, jangan pernah tergoda meski banyak yang terjerumus.
Selain Kabalitbangdiklat, tampak hadir Dirjen Bimas Islam Machasin, Direktur Urais M Thambrin, Kakanwil Jabar Buchori, sejumlah pejabat eselon II. Menag dalam kesempatan ini juga melakukan dialog dengan peserta Diklat calon penghulu dari sejumlah BDK via teleconference. (p/ab)